Plat Nomer Kepresidenan
Seandainya saya dapat berbicara langsung
dengan para mantan ajudan Presiden Soekarno saya yakin tak akan ada rasa
kantuk walau semalaman mendengar cerita tentang keseharian Bing Karno.
Terlalu banyak hal yang dapat digali dari
keseharian Pemimpin Besar Revolusi ini. Dan tak jarang kita dengar
bagaimana Bung Karno melempar jauh sebuah kaedah apabila dia telah
berkehendak atau memerintahkan sesuatu.
Cuplikan Kisah dibawah ini mungkin hanya sebuah percikan kecil dari keseharian Putera Sang Fajar ini.
Bung Karno yang flamboyan ini ternyata pernah ’’melanggar’’ peraturan lalu lintas.
Apakah Bung Karno melanggar lampu merah atau ngebut? Bukan. Bung Karno
membuat plat nomor mobil sendiri. Plat
nomor tersebut adalah REP 1. Padahal, polisi telah melarang. Selain itu,
tangan Bung Karno juga terjepit pintu mobil sehingga berdarah. Dia juga
terseret mobil. Bagaimana ceritanya? Berikut lanjutan kisah-kisah kecil
Bung Karno sebagaimana ditulis Mangil dalam Kesaksian tentang Bung
Karno 1945–1967.
PALING tidak, ada satu perbedaan antara
plat nomor mobil dinas Bung Karno dengan plat nomor mobil dinas
Soeharto. Plat nomor mobil Bung Karno adalah REP 1.
Sementara, plat nomor mobil Soeharto,
pria yang pernah mendapat gelar bapak pembangunan Indonesia itu, adalah
INDONESIA 1 atau B 1.
Dari mana Bung Karno mendapatkan plat
nomor nyentrik tersebut? Dari pihak kepolisiankah? Ternyata bukan. Bung
Karno yang berpostur tinggi besar ini membuat sendiri plat nomor
tersebut. Ceritanya, Bung Karno baru pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.
Ketika itu, ibu kota Indonesia memang dipindahkan dari Jakarta ke kota
gudeg itu.
Suatu hari, Mangil diperintah Bung Karno
untuk minta plat nomor mobil kepada polisi Yogyakarta. Mangil lantas
menghadap Kepala Polisi Lalu Lintas Soenarjo untuk meneruskan permintaan
Bung Karno supaya mobil merek Buick yang dibawa Bung Karno dari Jakarta
diberi nomor polisi REP 1. Sayangnya, permintaan Bung Karno ini tak
dikabulkan Soenarjo dengan penjelasan tidak ada dalam undang-undang dan
peraturan lalu lintas. Jadi, permintaan presiden ini tidak dapat
dikabulkan polisi. Mangil melaporkan hal tersebut kepada Bung Karno.
Setelah mendengar laporan ini, Bung Karno berkata, ’’Ya sudah, tidak
apa-apa. Saya akan bikin sendiri plat nomor mobil itu.’’
Bung Karno lalu memerintah sopirnya,
Arif, untuk membuat plat nomor REP 1. Setelahselesai, dipasanglah plat
tersebut di mobil Bung Karno di depan dan di belakang. Plat ini selalu
dipakai Bung Karno dalam perjalanan resmi dalam kota Yogyakarta dengan
dikawal polisi lalu lintas anak buah Soenarjo. Dalam perjalanan ke luar
daerah Yogyakarta pun, mobil Bung Karno selalu memakai nomor REP 1.
Selain mobil Buick, di istana masih ada mobil-mobil lain. Misalnya, mobil bercat sawo
matang pinjaman Sri Paku Alam.
Orang-orang di istana bisanya menamai mobil ini Tenno Heika. Mangil
mengaku tidak tahu siapa yang memberi julukan itu pada si Coklat. Selain
itu, ada mobil bercat hitam yang dipakai pejabat tinggi kepresidenan,
mobil bermerek de Soto dan satu lagi bermerek Cadillac.
0 komentar:
Posting Komentar