Latar belakang seorang pemimpin pada dasarnya akan menentukan corak kepemimpinannya dimasa mennadatang.
Rumus diatas ternyata menimpa pula sang
Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Kita semua tahu bahwasanya Bung
Karno dibesarkan didunia politik dan jauh dari dunia militer, hal ini
berdampak sangat besar pada saat Bung Karno telah menjabat Presiden RI.
Dibanding dengan para politikus dan tokoh partai maka dapat dikatakan
hubungan Bung Karno dengan ABRI dirasa kurang mesra terlebih dengan AD.
Era kepemimpinan Soekarno merupakan masa kejayaan tokoh partai dan
kalangan politikus sementara ABRI bagaikan suatu lembaga yang nyaris
terabaikan. Hal ini terkadang menimbulkan suasana yang cukup
menegangkan, atau bahkan sering menimbulkan cerita konyol.
Ada cerita di tahun 1946 BungKarno nanya ke Ajudannya : “Heh, Paimin pangkat kamu apa sekarang?”
“Letnan, Pak”
“Mulai sekarang kamu Kapten” si Paimin
yang Kapten itu langsung pulang ke rumah yang letaknya cuman sebelas
meter dari Istana Presiden dan jingkrak-jingkrak di depan isterinya.
“pangkat aku Kapten sekarang…”
Nggak lama Paimin dateng lagi ke Istana,
dan lihat Bung Karno lagi ngobrol dengan seseorang. Bung Karno yang lagi
ketawa-tawa itu nanya sama orang disebelahnya. “Lihat tuh paimin baru
tadi saya naikkan pangkatnya menjadi Kapten”
“Hah, Kapten??” sergah orang yang ditanyai Bung Karno.
“Ya memang kenapa…ketinggian ya?” tanya Bung Karno.
“Bung, asal Bung tahu ajudannya Ratu Inggris saja itu Kolonel penuh seorang Obers, masak ajudan bung cuman Kapten.
Muka Bung Karno merah, lalu Bung Karno panggil itu Paimin. “Heh,Paimin kesini kamu”
“Siap Presiden”
“Mulai sekarang Pangkat kamu Mayor” kata
Bung Karno sambil garuk-garuk jidatnya. Terus tangan Bung Karno notok
badan Paimin. “Kalo dadi ajudan sing tenanan ojo keakehan gojekan”
“Siap Presiden”
Paimin mukanya pucat, bayangkan enggak sampai dua jam pangkatnya naik dua kali.
Kata Brigjen Sugandhi, eks Ajudan Bung
Karno…kalo mau jadi ajudan itu harus rela jadi Paidon (diludahin) ini
ungkapan Jawa untuk mengartikulasi peran ajudan yang bersedia menerima
sumpah serapah majikannya bila nggak mood. Brigjen Sugandhi inilah yang
mengadu ke Bung Karno bahwa dia mendengar PKI mau berontak dari DN
Aidit, hanya saja aduan Sugandhi ditentang oleh Maulwi Saelan, ajudan
Bung Karno juga yang adiknya menikah dengan Jenderal Jusuf.
0 komentar:
Posting Komentar