Saat ditemukan, makam dalam kondisi tidak terurus. Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.
Jakarta, Aktual.co — Mungkin kebanyakan dari umat muslim di Indonesia belum mengetahui kalau presiden pertama kita merupakan sosok penting dalam keberadaan makam sosok penting dalam Islam, Imam Bukhori. Atau bahkan kalian belum tahu juga dimana letak makam Imam Bukhori. Imam Al Bukhari memiliki pengaruh besar bagi umat Islam di dunia dimakamkan di Samarkand Uzbekistan tahun 870 M.
Pada kala itu Uzbekistan masih berada dalam
kekuasaan Uni Sovyet. Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera
memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke
Indonesia, apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam
tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai
gantinya.
Kompleks makam Imam Bukhari yang
megah terlihat laksana istana raja. Penerangan di sana seadanya karena
sudah tidak ada lagi peziarah yang berkunjung.
Imam
Bukhari ialah seorang pengumpul hadis sahih Nabi Muhammad SAW. Makamnya
terletak di Samarkand, Uzbekistan. Tim Fastron Europe-Asia Metro TV
Expedition 2011 mendapat kesempatan langka berziarah ke sana, bahkan
langsung masuk ke ruang bawah tanah tempat jenazah Imam Bukhari
bersemayam. Padahal biasanya para peziarah yang berasal dari berbagai
suku bangsa hanya boleh masuk sampai ruang atas kompleks permakaman.
Kompleks
serta-merta menjadi terang benderang kala perwakilan ekspedisi menemui
pengelola makam dan mengungkapkan bahwa rombongan berasal dari Indonesia
dan ingin berziarah.
Tak lama kemudian,
Rahmatullo Sultonov, juru kunci makam yang berjilbab, hitam, keluar dari
bangunan dan langsung mengarah ke ruang bawah tanah makam Imam Bukhari.
Anggota ekspedisi diminta melepaskan sepatu sebelum masuk ruangan yang
beralaskan karpet warna hijau tersebut.
Ruangan
berdinding batu bata itu mampu menampung sekitar 10 orang, dilengkapi
bangku untuk para peziarah. Makam ada di tengah ruang, berselimutkan
kain hitam, bertulisan Arab warna kuning. Nuansa begitu khidmat saat
berada di sana.
Setelah mengajak anggota tim
ekspedisi untuk membaca beberapa surah pendek Alquran, Rahmatullo
berkisah, kompleks permakaman Imam Bukhari tidak mungkin seindah dan
semegah itu tanpa peran Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.
(Bung Karno, Pejuang Muslim yang Disia-siakan Umat di Indonesia)
Ketika
Uzbekistan masih termasuk Uni Soviet, Soekarno-dalam sebuah kunjungan
kenegaraan ke Uni Soviet pada 1959-pernah meminta petinggi Partai
Komunis untuk mencarikan makam orang suci Islam yang sangat terkenal
bernama Imam Bukhari.
Setelah tiga hari
pencarian, makam Imam Bukhari ditemukan. Soekarno naik kereta dari
Moskow ke Samarkand, tempat Bukhari meninggal dunia dan jenazahnya
dimakamkan sekitar tahun 870.
“Beliau tiba pada
malam hari dan langsung membaca Alquran sampai pagi hari, tidak tidur,”
lanjut Rahmatullo seperti diterjemahkan Temur Mirzaev, rekanan Kedutaan
Besar Republik Indonesia sekaligus dosen bahasa Indonesia di Institute
of Oriental Studies, Tashkent.
Saat ditemukan,
makam dalam kondisi tidak terurus. Soekarno meminta pemerintah Uni
Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar
makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat
dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan
diberikan sebagai gantinya.
“Bangsa Indonesia
sangat berjasa bagi keberlangsungan makam Imam Bukhari. Sebenarnya makam
sudah tutup untuk pengunjung karena hari sudah malam. Tapi, karena
orang Indonesia yang datang, makanya dibukakan,” tutur Temur.
Juru
kunci menutup ziarah dengan doa dan suasana pun mendadak hening. Dalam
doanya, ia berharap perjalanan tim ekspedisi sukses dan selamat sampai
tujuan.
Mencari Makam Imam Bukhori
DI
Tashkent tidak ada jalan bernama Bung Karno. Tapi bukan berarti rakyat
Uzbekistan ini tidak mengenal presiden pertama Republik Indonesia itu.
Tidak
banyak yang tahu kalau Bung Karno adalah penemu makam Imam Al Bukhari,
seorang perawi hadist Nabi Muhammad SAW. Begini ceritanya. Tahun 1961
pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa
tertinggi Uni Soviet Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno
ke Moskow. Kayaknya Khrushchev hendak menunjukkan pada Amerika bahwa
Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet.
Karena
bukan orang lugu, Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow.
Bung Karno tahu, kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan
menderita adalah rakyat. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia ke dalam
situasi yang tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau Indonesia
dipermainkan oleh negara mana pun.
Bung Karno
mengajukan syarat. Kira-kira begini kata Bung Karno, “Saya mau datang ke
Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh
tidak.”
Khrushchev balik bertanya, “Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?”
Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin menziarahinya.”
Jelas
saja Khrushchev terheran-heran. Siapa lagi ini Imam Al Bukhari. Dasar
orang Indonesia, ada-ada saja. Mungkin begitu sungutnya dalam hati.
Tidak mau membuang waktu, Khrushchev segera memerintahkan pasukan
elitnya untuk menemukan makam dimaksud. Entah berapa lama waktu yang
dihabiskan anak buah Khrushchev untuk menemukan makam itu, yang jelas
hasilnya nihil.
Khrushchev kembali menghubungi
Bung Karno. “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam
orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?”
Bung Karno tersenyum sinis. “Kalau tidak ditemukan, ya udah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda.”
Kalimat
singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas memerah.
Khrushchev balik kanan, memerintahkan orang-orang nomor satunya langsung
menangani masalah ini. Nah, akhirnya setelah bolak balik sana sini,
serta mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar
Samarkand, anak buah Khrushchev menemukan makam Imam kelahiran Bukhara
tahun 810 Masehi itu. Makamnya dalam kondisi rusak tak terawat.
Imam Al Bukhari yang memiliki pengaruh besar bagi umat Islam di Indonesia itu dimakamkan di Samarkand tahun 870 M.
Khrushchev memerintahkan agar makam itu dibersihkan dan dipugar secantik mungkin.
Selesai
renovasi, Khrushchev menghubungi Bung Karno kembali. Intinya, misi
pencarian makam Imam Al Bukhari berhasil. Sambil tersenyum Bung Karno
mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.” Setelah dari Moskow,
tanggal 12 Juni 1961 Bung Karno tiba di Samarkand. Sehari sebelumnya
puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia
ini di Kota Tashkent.
Jadi sungguh konyol
apabila ada yang menuduh Ir Soekarno itu musyrik lah. Jasa Ir Soekarno
sungguh besar, baik untuk negara maupun Dunia.
0 komentar:
Posting Komentar