Di Thailand , Biksu Pun Memusuhi Umat Islam



Jakarta (SI ONLINE) - Indonesia memang tempat yang paling nyaman di dunia bagi pertumbuhan agama dan kehidupan umat beragama. Karena di negeri ini umat Islam adalah mayoritas, sehingga umat-umat lain yang minoritas merasa terlindungi. Walaupun di beberapa daerah yang umat Islamnya minoritas kondisinya berkebal...ikan, umat Islam mendapatkan perlakuan semena-mena.

Di Indonesia, umat Budha merupakan minoritas. Jarang atau bahkan tidak pernah terdengar ada konflik umat beragama yang melibatkan umat Budha. Maklum, menurut data Kementerian Agama tahun 2010 di sini umat Budha hanya 0.61% atau 1. 456.832 orang saja. Sementara umat Islam mencapai 88,1% atau 209.286.151 jiwa.

Tetapi coba bandingkan dengan kondisi di Thailand Selatan. Di Wilayah Pattani, Yala dan Narathiwat. "Biksu di sana keras terhadap Islam", kata Aktivis Pattani United Liberation Organization (PULO), Zubair Husin, kepada wartawan sejumlah media Islam di Jakarta, Senin malam (5/3/2012).

Zubair menjelaskan bahwa konflik di Thailand Selatan bukan semata pemerintah Thailand melawan orang-orang Melayu, melainkan ditunggangi kepentingan agama, yakni Budha. "Ada konflik agama, orang Budha lawan orang Islam", kata Zubair singkat.

Selain itu juga pemerintah juga gencar melakukan Siamisasi dengan merubah bahasa, merubah nama, meribah kampung dan merubah jalan. Nama-nama Melayu yang berkonotasi Islam diganti dengan bahasa Siam. Zubair menyebut yang terjadi di Pattani sesungguhnya adalah Siamisasi. "Semua orang Islam dicurigai, terutama yang berdarah Arab. Media dikuasai mereka", kata Zubair.

Lantas bagaimana respon umat Islam Pattani atas penjajahan bangsa Siam?. Mereka terpecah. Umat Islam menjadi objek politik belah bambu pemerintah Bangkok. Selain PULO, terdapat beberapa organisasi pembebasan Pattani. Di antaranya Barisan Nasional Pembebasan Pattani (BNPP), Barisan Revolusi Nasional yang digagas Ahmad Bong, kawan mantan proklamator Indonesia, Sukarno.Di antara organisasi-organisasi itu, ada yang ingin merdeka. Ada yang ingin otonom, bahkan ada pula yang jadi alat pemerintah Thailand.

"Di mana ada Muhammad ya ada Abu Jahal", kata Zubir mengibaratkan pertentangan antara kebenaran dan kebatilan di Pattani.

Sebelumnya Zubir mengabarkan bahwa kondisi umat Islam Pattani terakhir ini sangat mengenaskan. Enam ribuan umat Islam tewas, ribuan perempuan menjanda dan 5000 anak menjadi yatim. Penembakan terus terjadi tiap hari. "Situasi semakin gawat", katanya.
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar